Laman

Kamis, 29 November 2012

Reproduksi aseksual dan seksual dari kapang


KLASIFIKASI JAMUR
1. ZYGOMICOTINA
2.ASCOMICOTINA
3. BASIDIOMICOTINA
4. DEUTEROMICOTINA

1.        Zygomycotina
Zigomycotina memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.    Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik (mempunyai beberapa inti).
2.    Dinding sel tersusun dari kitin.
3.    Reproduksi aseksual dan seksual.
4.    Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid.
Contoh:
  • Rhizopus oligoporus (jamur tempe),
  • Rhizopus nigricans.
  • Mucor mucedo dan Pilobolus
·         pada kotoran ternak,roti, sisa tumbuhan dan hewan
·         Miselium berkembang dalam substrat
·         Mucor javanicus untuk pembuatan tape
·         Rhizopus
·         pada tape dan tempe,memiliki kemampuan memecah protein dan lemak,biasa digunakan untuk membuat oncom putih dan tempe
·         Rhizopus oryzae untuk membuat tempe
·         Rhizopus nigricans pada tomat dan mampu menghasilkan asam fumarat
·         Rhyzopus stolonifer pada roti basi

Ø  Reproduksi Zygomycotina

Aseksual
  1. Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan spora.
  2. Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru.
  3. Hifa bercabang-cabang membentuk miselium.
  4. Tubuh jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor dengan sporangiumnya
  5. Sporangium menghasilkan spora baru.
Seksual
  1. Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan hifa+ bersentuhan.
  2. Kedua ujung hifa menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak inti haploid.
  3. Inti haploid gametangium melebur membentuk zigospora diploid.
  4. Zigospora berkecambah tumbuh menjadi sporangium.
  5. Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid. Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.
Perhatikan siklus hidup micotina ini

2.        Ascomycotina

Ascomycotina memiliki ciri-ciri, antara lain:
  1. Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu.
  2. Bersel satu atau bersel banyak.
  3. Beberapa jenis Ascomycotina dapat bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
  4. Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi generatif.
  5. Dinding sel dari zat kitin.
  6. Reproduksi seksual dan aseksual.
Contoh:
  • Sacharomyces cereviceae, untuk pembuatan roti.
  • Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
  • Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
  • Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom.
  • Neurospora crassa, untuk penelitian genetika, karena daur hidup seksualnya hanya sebentar.
Ø  Reproduksi Ascomycotina

Reproduksi dapat dilakukan secara vegetatif (aseksual) dan generative (seksual).

Aseksual
  • Bersel Satu (Uniselluler) Dengan membentuk tunas, misalnya pada Sacharomyces cereviceae.
  • Bersel Banyak (Multiseluler) Dengan konidia (konidiospora), misalnya pada Penicillium.
  • Konidiospora, yaitu spora yang dihasilkan secara berantai berjumlah empat butir oleh ujung suatu hifa, hifa tersebut disebut konidiofor.



Seksual
  • Bersel satu
  1. Konjugasi antara dua gametangia (misalnya dua sel Sacharomyces, berfungsi sebagai gametangia), menghasilkan zigot diploid (2n).
  2. Zigot membesar menjadi askus.
  3. Di dalam askus terbentuk delapan askospora yang tersusun dalam dua jalur atau satu jalur.
  4. Di dalam askus terjadi meiosis dan terbentuk empat askospora haploid (n).
  • Bersel banyak
  1. Hifa membentuk antheridium dan askogonium (oogonium).
  2. Askogonium membentuk tonjolan yang disebut trikogen yang menghubungkan antara askogonium dan antheridium.
  3. Inti-inti askogonium berpasangan dan inti tersebut membelah membentuk hifa yang berisi satu pasang inti (hifa dikarion= hifa berinti dua).
  4. Hifa dikarion kemudian memanjang dan membentuk miselium yang akan membentuk badan buah.
  5. Selanjutnya ujung-ujung dikarion membentuk askus.
  6. Dua inti sel bersatu, kemudian mengadakan pembelahan meiosis, sehingga terbentuk askospora yang haploid.


3.        Basidiomycotina

Basidiomycotina memiliki ciri-ciri, antara lain:
  1. Hifanya bersekat, mengandung inti haploid.
  2. Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan tudung.
  3. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium.
  4. Tubuh buah disebut basidiokarp.
Ø  Reproduksi secara seksual dan aseksual.
Miselium ada 3 macam, yaitu:
  1. Miselium primer, yaitu miselium yang sel-selnya berinti satu hasil pertumbuhan basidiospora.
  2. Miselium sekunder, yaitu miselium yang sel-selnya berinti dua.
  3. Miselium tersier, yaitu miselium yang terdiri atas miselium sekunder yang terhimpun membentuk jaringan yang teratur pada pembentukan basidiokarp dan basidiofor yang menghasilkan basidiospora.




Contoh:

a. Volvariella volvacea (jamur merang), enak dimakan.
b. Auricularia politricha (jamur kuping), enak dimakan.
c. Amanita caesarina, enak dimakan.
d. Amanita verma, beracun.
e. Ganoderma applanatum (jamur kayu).
f. Puccinia graminis, parasit pada Gramineae.
g. Puccinia arachidis, parasit pada tanaman kacang tanah.
h. Phakospora pachyrhizi, parasit pada tanaman kedelai

Ø  Reproduksi Basidiomycotina

Reproduksi dapat dilakukan secara vegetatif (aseksual) dan generative (seksual).

Aseksual
  • Dengan membentuk spora vegetatif berupa konidia atau dengan fragmentasi.
Seksual
  1. Spora berinti haploid+ dan haploid– tumbuh menjadi hifa+ dan hifa–.
  2. Hifa+ dan hifa– akan melebur menjadi hifa dikariotik (2 inti).
  3. Hifa dikariotik tumbuh menjadi miselium dan akhirnya membentuk tubuh buah (basidiokarp).
  4. Ujung-ujung hifa pada basidiokarp menggelembung (disebut basidium) dan dua inti haploid menjadi satu inti diploid.
  5. Inti diploid membelah secara meiosis menjadi 4 inti haploid. Basidium membentuk 4 tonjolan dan masing-masing tonjolan diisi 1 inti haploid yang akan berkembang menjadi spora disebut basidiospora.
  6. Basidiospora yang sudah masak akan terlepas dari basidium dan jika jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa.
4.        Deuteromycotina

Ciri-ciri Deuteromycotina
  1. Hifa bersekat dan dinding sel tersusun dari bahan kitin.
  2. Terbentuk spora secara vegetatif dan belum diketahui fase kawinnya (jamur tidak sempurna atau imperfekti).
  3. Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
  4. Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia, dan tanaman budidaya.






Contoh:
  1. Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.
  2. Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
  3. Melazasia fur-fur, penyebab panu.
  4. Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
  5. Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
  6. Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala

Postulat Koch




1Tentang Postulat Koch

Robert Koch (1843 – 1910) seorang profesional di bidang
Kesehatan, memulai penelitian dengan pendekatan ilmiah terhadap bidang mikrobiologi penyakit. Ia membuat aturan, yang kemudian dikenal dengan nama postulat Koch, yang digunakan untuk menetapkan bahwa mikroorganisme tertentu sebagai penyebab penyakit atau bukan. Ada empat ketentuan di postulat Koch, yakni :

Ø  Mikroorganisme tertentu yang dicurigai harus selalu dijumpai berasosiasi dengan organisme      yang sakit

Ø  Mikroorganisme yang dicurigai tersebut harus dapat dipisahkan (diisolasi) dari organisme sakit dan dibiakkan menjadi biakan murni di laboratorium.

Ø  Biakan murni mikroorganisme yang dicurigai, akan menimbulkan penyakit yang sama jika dengan sengaja ditularkan (diinokulasikan) kepada organisme sejenis yang rentan (susceptible)

Ø  Dengan menggunakan prosedur laboratorium, mikroorganisme yang sama harus dapat diperoleh dari organisme rentan yang sakit karena sengaja ditulari.

Dari postulat tersebut, Koch juga mengembangkan teknik membiakan mikroorganisme dan teknik pewarnaan pada mikroskopi mikroorganisme. Salah satu teknik membiakan mikro-organisme yang dikembangkan dan sangat membantu dalam dunia mikro-biologi yaitu menemukan media tumbuh yang padat. Mediua tumbuh sebelumnya yang dikembangkan oleh banyak peneliti merupakan media cair berupa kaldu daging atau ekstrak tanaman.

Media padat yang dikembangkan awalnya berupa media cair yang dicampur dengan gelatin, tetapi media gelatin ini akan mencair pada suhu pertumbuhan, sehingga akhirnya dikembangkan media padat dari agar-agar. Media agar merupakan substrat yang sangat abaik untuk memisahkan mikroorganisme, sehingga masing-masing jenisnya menja-di tumbuh terpisah-pisah. Digunakannya media padat ini memungkinkan mikroorganisme tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya dan setiap selnya berhimpun membentuk koloni atau masa sel sejenis yang dapat dilihat oleh mata (lihat gambar). Semua sel dalam satu koloni sama, kesemuanya merupakan keturunan (progeni) dari satu sel mikroorganisme dan karena itu mewakili apa yang disebut biakan murni.


Tugas 2

Pertanyaan


1.    Uraikan sumbangan Leewenhoek terhadap Mikrobiologi...?
2.    Bandingkan antara sumbangan Louis Pasteur dengan sumbangan Koch. Kemudian berikan komentar mengenai perbedaan konseap pendekatan...?
3.    Apakah hubungan antara teori nutfa fermentasi dan teori nutfa penyakit...?
4.    Mengapa untuk perkembangan Mikrobiologi diperlukan penolakan terhadap teori Generatio Spontanae...?
5.    Mengapa Mikroorganisme seringkali digunakan untuk menelaah fenomena Biologis...?  



JAWABAN


1.      Sumbangan Antonie van Leeuwenhoek terhadap mikrobiologi sangat penting. Dimulai pada abad(1632 – 1723). Leewenhoek yang adalah seorang pedagang kain, menggemparkan dunia ilmuan melalui penemuanya yang berhasil membuktikan keberadaan mikroorganisme secara nyata melalui lensa dengan pembesaran sampai 400 x yang diciptakanya. Leeuwenhoek yang  mempunyai kegemaran mengasah batu lensa. Dengan menggunakan lensanya, secara kebetulan dia menemukan organisme-organisme kecil dari dalam air hujan, air laut, dari sela-sela gigi dan lain-lain. Oleh karena itu, hasil-hasil pengamatannya pada organisme-organisme kecil tersebut menjadi sangat menakjubkan untuk ukuran pada jaman itu, bahkan sampai sekarang jika didasarkan kepada sederhananya alat yang digunakan. Penemuan Leeuwenhoek tersebut itulah merupakan awal penting dalam dunia mikrobiologi.

2.      Dari perbandingannya perbedaan konsep pendekatan, Louis pasteur lebih ke pendekatan  eksperimen. Sementara Koch dengan pendekatan ilmia.

3.      Kedua teori dicetuskan Louis Pasteur. Selain itu kedua – duanya memperkuat cetusan bantahan untuk teeori generatio spontanea.

4.      Sebap tori Generatio Spontanea yang mengatakan mikroorganisme itu tumbuh secara tiba – tiba, tidak diperkuat melalui pengujian yang pasti terlebih dahulu. Munculnya teori – teori bantahan yang lebih meyakinkan melalui pendekatan eksperimen serta ilmia, semakin menegaskan penolakan terhadapnya.

5.      Karena Mikroorganisme mempunyai banyak sifat yang dapat dipakai sebagai pola atau model untuk menyelidiki fenomena biologi.